Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

sisa

Gambar
aku pernah merasakan ini sebelumnya... terjebak diantara luka yang selalu tak ingin kuingat... memaksa kehangatan memelukku, atau sekedar menyapakan belaian barang seujung jari... taukah betapa kemaruk aku? tidak... tidak... tidak... kau tak pernah melihat pancarannya... bahkan dapat kupastikan tak juga pernah memikirkannya... pernahkah kau rasa muak? tapi sudut bibirmu tetap kau paksa untuk membentuk garis... beginilah iramanya...  sekoyak apa hatimu...  selirih apa lirikmu... sesakit apa rintihmu... hanya pemilik hatimu yang mengetahuinya... tak cukup lewat ucapan... hanya dengan satu helaan nafas, Dia dapat mengerti tentang keseluruhan bahkan lebih dari dirimu... aku tau bagaimana harusnya... bukannya ingin berkelit, tapi tak dapat kupura-purakan karena daya tak sepaham dengan inginku... aku mencari meski tak bertemu... aku berlari walau tak pernah sampai... bukan... bukan akhir yang ingin kutemukan... tapi gemuruh makin meraung k

lalu, harus apa??..."keep introvert, i think"

dalam hidup... kita selalu bertanya "apa yang benar?" atau "mana yang lebih benar?" takkan habis cerita untuk mengungkapnya. seperti kata penasehat yang selalu mendengarkan cerita dan selalu memberi pengarahan atas pertanyaan yang tidak dapat kuselesaikan dengan nalarku. suatu hari aku bercerita tentang sesuatu yang kualami.. aku menangis kepadanya, aku menceritakan tentang semua kebingungan yang membuatku semakin muak. aku tidak suka merasa ditertawakan disaat aku benar-benar bingung dan sedih. namun, dia menasehatiku sambil tersenyum "del, kamu ga perlu terlalu merasa sedih.. nanti juga semua ini akan berlalu. dan kamu harus ingat satu hal.. dalam Alqur'an Allah berfiman sesungguhnya dunia ini hanyalah senda gurau semata.. jadi, lalui aja semua yang kamu alami dengan secukupnya.. ya kalo bahagia sekedarnya, kalo sedih juga sekedarnya.. gausah terlalu dibawa serius.."  aku tertegun mendengarnya, mengingat yang beliau lalui mungkin jauh lebih

Just Chance to Change

ntahlah... aku hanya ingin menulis sesuatu hari ini.. sejak tadi jemariku menari menumpahkan puluhan kalimat, namun kuhapus lagi, lagi, dan ,lagi... aku cuma tak mengerti bagaimana cara mengungkapkannya.  aku... aku hanya merasa kacau akhir-akhir ini. aku tak ingin kesempatan untuk berubah hilang begitu saja. aku sangat berterimakasih  kepada Allah atas kebaikanNya yang selalu mendatangkan kesempatan baru untukku. dan aku juga menghargai diriku sendiri, yang selalu berusaha untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi atas kesempatan yang sudah Allah beri. beberapa hari ini aku tak banyak bicara.. hanya sibuk bermain dengan fikiranku.. bahkan aku merasakan(lagi) takut untuk berada dekat dengan keramaian. ada beberapa ketakutan yang tak pernah bisa kuatasi, dan semakin hari ketakutan itu menjadi cukup mengganggu, bahkan mungkin sangat mengganggu. belakangan, aku mengubah sapaanku menjadi Delsya. mungkin tak banyak yang tau, bahwa ini adalah salah satu cara

L a n g i t . . .

Gambar
Tak pernah kulihat langit semendung kemarin… Begitu mencekam dan diam seribu bahasa... Kucoba telaah tiap sudutnya, Tapi hanya kekosongan yang terlihat sejauh mata memandang… Tak biasa kulihat langit menjadi muram.. Kurasa ia getir dan tak kuat lagi.. Namun harus bagaimana? Ialah yang selalu memeluk semesta. Langit… Haruskah aku menuju ruang tak terbatas hanya untuk sekedar mencukupi inginku? Tak ada yang tau, Tak ada yang mengerti, Dan tak ada yang peduli. Tapi getarmu, sungguh melucuti inderaku. Percik-percik kepedihan tak dapat kuhindarkan. Naluriku tak dapat kubutakan. Aku sungguh benar telah mendengarnya, langit… Ia sungguh menyakitkan.. Namun wujud yang tersamar, Membuat tiada sesiapa menyadarinya.. Langit, Maafkan atas ketidak mampuanku untuk mengungkapnya… Tapi dengarkan, langit… Sakitmu telah terbagi padaku… Setidaknya kini kau tak sendiri lagi… Sudahi saja semua tuntutanmu kepadanya, Hatinya telah terkubur d

Nikah muda… Yes or No??

Gambar
Nikah muda… Yes or No?? Aishhh… judul tulisan gue kali ini rada  gimana gitu yak?? Hahaha, sebenernya ini kegalauan pribadi *ceakkksss dan entah kenapa gue pengen ulik-ulik tentang nikah muda disini tapi jangan terlalu serius yah, soalnya gue ulik-uliknya dari sudut pandang pribadi doang gak pake data akurat dari lembaga survey yang sah secara hukum dimata Negara *ngomong apasi?*… eheeemmmm… Menurut survey yang gue lakuin sejak 2012(jaman SMA) nikah muda bagi kebanyakkan anak-anak gaul jaman sekarang ituuuuuuuuu…. *iieeeuuuwwwhhhhh alias gak binggow. Bahkan gue pernah nanya sama salah seorang temen gue “kamu target nikahnya umur berapa?” dengan mantap dia jawab “aku nikahnya entar minimal umur 27 tahun, atau 30 tahun”. Dengan spontan muka gue jadi jelek banget karna shock.. haha.. terus gue Tanya lagi “wew, ga ketuaan tuh?” dan dengan mantap lagi dia bilang “ahh, engga kok.. pokoknya aku mau kuliah yang  tinggi dulu, selesai kuliah aku mau kerja dulu.. ngapain nikah cepet-

pengakuan

Gambar
Terimalah… Terimalah  pengakuanku… Aku tau Kau akan tau tanpa perlu ku ikrarkan melalui bibir ini… Namun biarkan kunikmati tiap bait yang tersusun lewat tiap harapan yang Kau beri... Sebenarnya sangat sulit untuk menerjemahkan tiap getar yang kurasa jika berbicara tentang “Kita”... Betapa sulit waktu itu kurasakan, perjalanan mempertemukan cintaMu denganku… Perjalanan yang sungguh sangat tak mudah… Aku tak tau harus sesering apa aku menangis untuk pengakuan… “maafkan aku yang tak bisa sempurna untuk mencintaiMu” Aku tak mengerti mengapa butiran ini selalu tumpah atas pengakuan… “biarkan aku jatuh, dan semakin jauh terjatuh kedalam rasa yang terlalu indah ini” Aku menikmatinya… Sangat menikmati tiap alunannya… Bahkan tiap cacat dan sumbangnya tetaplah indah ketika Engkau yang menulisnya… Ini bukan kepasrahan atas tak sanggup dalam berlantun… Namun ini adalah keikhlasan atas sebuah kesempurnaan yang membutuhkan improvisasi… Tak cukup kata untuk mem

Keseruan 21 April (Edisi tahun 2015.. haha)

Gambar
Well… ga kerasa uda 19 tahun gue jadi penduduk bumi. Hehehe Tulisan blog kali ini gue tulis dengan gaya bahasa gue yang (sok) asik dan ditulisan kali ini, gue mencoba menghilangkan sisi gue yang kalo nulis suka (sok) puitis.  Kkkkkkk Yuk kenalan dulu… Nama lengkap gue  KARTIKA DELSYA, lahir hari Minggu, 21 April 1996. Terlahir dari penyatuan dua orang manusia yang luar biasa, Delfia Suryani (Ibu) dan Syamsuar (Papa). Gue bisa dipanggil Kartika, Tika, atau Delsya tapi lebih seneng dipanggil Delsya, alasannya karna “Delsya” itu adalah penggabungan dari kata DELfia dan SYAmsuar… so, setiap ada yang nyapa ”DELSYA” gue suka ngerasa ada something yang nyetrum dan mengkoneksikan gue dengan dua orang keren itu, dan seketika suka timbul rasa… “Damn! I Love Them!!” wkwkwk Masih seputar KARTIKA DELSYA… kata ibu, ibu ngasih nama Kartika karna gue lahir dihari Kartini. Yaaa, tapi kenapa kartika bukan kartini? Karena menurut ibu gue, Kartini itu terlalu lembut untuk anak pertam

Hidup tapi Mati

apa yang terlihat, belum tentu adalah sebuah cerminan hati apa yang terdengar pun tak selalu bergetar dari hasratnya terkadang kau menyimpannya, disuatu ruang sempit tersembunyi, yang hanya bisa diketahui oleh Tuhan, dan keseluruhanmu saja. dan kau ganti ia dengan suatu lain, yang menurutmu akan terlihat baik, bagi sekelilingmu. kau palsukan ia yang kau sebut Ingin. ingin kau menangis, tapi senyum yang kau toreh ingin kau berlari, tapi kau pasung seluruh tubuhmu. bagaimana bisa kau hidup sampai saat ini? hidup sebagai pribadi kokoh, padahal rapuh. bagaimana bisa semuanya tak terlihat? lelahmu, kau nikmati sendiri. lukamu, kau biarkan ternganga dibelai angin. kau Hidup, tapi Mati kau biarkan keadaan, mendikte seluruh hasratmu. kau biarkan mereka, tak peduli tentang lirihmu. sampai kapan kau akan bertahan? bertahan, diantara belenggu yang kau ciptakan sendiri. terisak karena tak mampu, namun terus bertahan. menangislah.. menangis jika kau r

Jawaban (penantian panjang)

Gambar
Bukan kehidupan namanya, jika tak berliku atapun sekedar berbelok. jalan bebatuan yang ku lalui tanpa sehelai alas kaki, tak serumit ketika aku berjalan tanpa arah.  bingung... sedih... ketakutan... sendiri... semua hal yang tak mengenakkan yang berkecamuk, kurasa cukup untuk dijadikan alasan bahwa  "aku sudah lelah dan ingin menyerah saja kepada Tuhan" ditambah lagi usia ku yang belum dapat dikatakan dewasa. ya... belum genap 17 tahun, semuanya datang satu persatu menghajar dan melucutiku dari berbagai sisi. aku sendiri... tidak... sebenarnya, sifat introvert yang membuat aku semakin terpuruk. menurutku, takkan ada yang bisa mengerti waktu itu. karna bagi mereka, bualan anak kecil sepertiku sangat tidak penting untuk didengar. itu yang membuat aku merasa dan benar-benar sendiri. awal kepahitan, hanya dapat kunetralkan dengan asin dan hangatnya air mata. setiap hari kurelakan mata ini tersiksa agar jantungku tak berontak memukuli dada yang sudah terlanjur sesak.