Jawaban (penantian panjang)
Bukan kehidupan namanya, jika tak berliku atapun sekedar berbelok.
jalan bebatuan yang ku lalui tanpa sehelai alas kaki, tak serumit ketika aku berjalan tanpa arah.
bingung...
sedih...
ketakutan...
sendiri...
semua hal yang tak mengenakkan yang berkecamuk, kurasa cukup untuk dijadikan alasan bahwa
"aku sudah lelah dan ingin menyerah saja kepada Tuhan" ditambah lagi usia ku yang belum dapat dikatakan dewasa.
ya... belum genap 17 tahun, semuanya datang satu persatu menghajar dan melucutiku dari berbagai sisi.
aku sendiri... tidak... sebenarnya, sifat introvert yang membuat aku semakin terpuruk.
menurutku, takkan ada yang bisa mengerti waktu itu. karna bagi mereka, bualan anak kecil sepertiku sangat tidak penting untuk didengar. itu yang membuat aku merasa dan benar-benar sendiri.
awal kepahitan, hanya dapat kunetralkan dengan asin dan hangatnya air mata. setiap hari kurelakan mata ini tersiksa agar jantungku tak berontak memukuli dada yang sudah terlanjur sesak. sakit rasanya... tapi aku harus apa? aku hanya sendiri dan belum mengerti apapun tentang kehidupan sebenarnya.
tak ada yang tau... betapa inginnya aku pulang dan memeluk Tuhan. yang mereka tau, hariku tak pernah lepas dari senyuman yang begitu membekas karna tercetak jelas satu lubang dimasing-masing pipi kanan dan kiriku.
hilang arah...
mengambang...
gravitasi bumi seperti tak dapat lagi kurasakan, semuanya terlalu ambigu dan aku tak mampu menerjemahkannya menjadi bahasa yang dapat kujadikan petunjuk.
sampai aku berfikir tentang sesuatu... "katanya, yang dapat membantu dan mewujudkan hal yang tak mungkin sekalipun adalah Tuhan. atau yang disebut kebanyakkan muslim ialah Allah".
ya.. yang kutau, aku terlahir sebagai orang Indonesia yang beragamakan Islam.
Indonesia adalah negara berkembang yang kaya akan sumber daya alam, sebagai paru-paru dunia, dan memiliki mayoritas muslim terbanyak didunia.
Islam? agama yang akupun tidak terlalu bisa memahaminya. yang kutau... harus bisa membaca alqur'an, menutup aurat jika sudah baligh (bagi wanita), puasa dibulan Ramadhan, solat 5x sehari, dan berbuat baik agar Tuhan yang disebut Allah dapat berbaik hati memasukkanku ke syurgaNya.
dan yang kulakukan... membaca alqur'an tanpa mau peduli tajwid, makhraj,dan aturan-aturannya(meskipun sempat menjadi qari'ah waktu SD-SMP), menutup aurat sekedarnya(berjilbab tapi tak syar'i), puasa hanya dibulan Ramadhan, solat ketika sempat(sehari mungkin hanya 2 atau 3x, jarang sekali 5x sehari penuh), dan berbuat baik sekedar membantu orang yang membutuhkan pertolongan.
(kembali ketopik)
ketika kurasa pundakku tak cukup kuat menahan semuanya sendiri, aku mulai berfikir...
semua yang aku alami pasti atas dasar kehendak Tuhan. lalu, kenapa Tuhan sekejam ini? kenapa Dia tega membiarkan ini terjadi kepadaku? padahal aku merasa telah mencoba melakukan yang terbaik selama hidupku. yah, dibanding teman-teman yang sama sekali tak menghiraukan perintah Tuhan.
tapi, hal lain mulai berkecamuk dalam benakku... "tapi rasanya, aku tak mengenal Tuhan, aku tak tau banyak tentang Islam, yang aku tau aku telah melakukan yang terbaik"
Bogor, 25 Agustus 2013...
ini hari pertamaku menginjakkan kaki dipulau Jawa.
aku tercengang melihat kebanyakkan orang yang beragamakan Islam sangat berbeda dengan lingkungan tempat aku tinggal sebelumnya.
dibogor aku mulai mencerna makna "Islam" ia tak sekedar jawaban atas pertannyaan "Agama" dikolom KTP. tapi Islam sangat melekat dengan keseharian Masyarakat disini.
disini aku tinggal dengan adik bungsu Ibu, atau yang kerap kusapa "Uncu". kata orang, tinggal dengan sanak saudara sangat tidak mengenakkan. tapi ini pernyataan yang keliru menurutku, karna uncu begitu penyayang, lemah lembut, sangat perhatian, bahkan harus kuakui aku lebih akrab dengan Uncu daripada Ibu.
dari Uncu aku banyak belajar tentang Islam sesungguhnya. mulai dari melakukan kewajiban, sunnah, dan sebagainya.
awalnya kunikmati kemesraanku bersama Tuhan yang kusebut Allah.
mencoba melepaskan segala kegundahan yang membelenggu dan menyiksaku selama ini.
perlahan, aku mulai "Hijrah". kata yang tak pernah terfikirkan olehku apa lagi diusia semuda ini.
auratku mulai tertutup(tak lagi terbungkus), dan yang paling penting..... Ibadah sholatku sudah full bahkan ditambah dhuha dan tahajud hampir disetiap hari.
kedamaian mulai kurasa...
ketentraman mulai ada...
ketenangan mulai menyapa...
tapi.... semuanya tak terselesaikan, malah kesakitanku semakin menjadi dan mulai menggoyahkan pertahananku.
esensiku semakin menggila, antara akal sehat dan kemurkaan tak dapat lagi kubedakan.
yang kutau semuanya mencoba membunuhku secara perlahan, dan semuanya membuatku sangat marah, kecewa, benci, dan ingin menjadi manusia yang benar-benar jahat saja.
Kijang, 02 Agustus 2014
aku pulang kerumah Ibu... membawa kemarahan dan kekecewaan yang mendalam.
dan tanpa bisa kukontrol lagi, semuanya seperti memuncak dan akan meledak.
Tuhan, aku semakin tidak mengerti... semakin aku mencoba taat, semakin engkau menyakitiku.
akhirnya... aku tak kuat, kulepaskan semua yang mati-matian aku cari kebenarannya, kubiarkan keterpurukkan menjerumuskanku. aku marah kepada keadaan, aku marah kepada takdir, dan aku mulai menuduh Tuhan itu tak adil.
kuturuti langkah setan... alqur'an tak pernah kusentuh lagi, sajadah kubiarkan usang berdebu, hati Ibu telah kuiris dengan tajamnya kekecewaan, kamar adalah tempat terbaik dimana aku bersembunyi dari segala hal memuakkan. memasang earphone agar aku tak mendengar lagi cemooh dunia, mulutku tak pernah menyapa bahkan hanya berbicara sekedar "iya" atau "tidak", senyum tak pernah terkembang dan mengukir lubang yang menjadi ciri khasku, bahkan aku takkan makan jika tak benar-benar merasa hampir mati.
satu bulan...
dua bulan...
tiga bulan...
empat bulan...
dan, kurasa hidupku semakin kacau... aku merasa semakin sakit... aku tak tahan... tiba-tiba seperti ada candu yang menyesakkan yang memanggilku.
dan ketika aku benar-benar tak kuat...
kubasuh tubuh ini dengan air wudhu.
kutarik sajadah yang telah berdebu.
kurendahkan serendah-rendahnya, dan sehina-hinanya diriku dihadapanNya.
kulepaskan semuanya.
tubuhku menggetar,
nafasku tercekat,
tangisku tak dapat kutahan,
semuanya meledak,
semuanya pecah begitu saja...
dan kembali kutemukan kedamaian...
tapi seperti sebelumnya, tetap belum kutemukan penyelesaian atas kesakitanku.
dan aku mencoba istiqomah dengan semua yang telah aku jalani.
aku mencoba senantiasa berhusnudzon kepada Allah.
"mungkin Allah senang mendengar curhatanku disetiap sepertiga malam.. mungkin Allah ingin aku merasakan kedamaian lebih lama bersamaNya.. mungkin Allah ingin aku tau bahwa meskipun aku sendiri, Allah tetap bersamaku dan memelukku disaat aku ketakutan" entahlah... canduku terhadap Allah semakin menggila meski masih beriringan luka.
aku mulai membuka diri, kembali ceria, dan mencoba mengembalikan Kartika Delsya yang pernah hilang. tapi sangat tak mudah, karna terlalu lama menyendiri semuanya benar-benar kumulai dengan susah payah. aku sangat kaku, takut bertemu banyak orang.
Liya
teman sekelas sejak memulai SMA sampai mengakhiri masa SMA. kami begitu dekat, ya.. bisa dibilang sahabat. setelah kejadian mengerikan itu, dia orang pertama yang melunakkan saraf tegangku. dia mengangkat daguku ketika aku tak berani menatap keramaian. tak pernah lelah menemaniku setiap hari agar aku kembali lagi. dia mempunyai peran terbesar atas terapi ini. suatu hari dalam perjalanan, aku tertegun saat liya berkata "aku ngerasa, kamu adalah orang yang benar-benar harus aku lindungi untuk saat ini.. kamu itu udah aku anggap seperti adikku (ya, karna aku memang lebih muda dibandingkan teman-teman sepermainanku)" mungkin dia tak melihatku saat berkata seperti itu karna liya sedang membawa motor, sedangkan aku dibelakang menggetar dan memegang erat pinggangnya ingin menangis. ya Allah... terima kasih telah mempertemukan kami sebagai sahabat.
Rakhma
teman SMA juga... entahlah... dia yang memegang tanganku dan menuntun langkahku untuk benar-benar hijrah dan mencintai Allah seutuhnya. dia berhasil membuatku merasa dekat dengannya meski sebenarnya raganya berada dinegri seberang untuk menuntut ilmu. kami hanya memanfaatkan tekhnologi untuk bertemu. tapi, saat ia pulang kekijang kami lebih banyak menghabiskan waktu untuk berbagi cerita dan sekedar ngopi-ngopi berdua. sungguh, aku tak tau harus mengungkapkan syukur bagaimana lagi kepada Allah, Dia telah pertemukan aku dengan orang-orang yang sangat luar biasa.
Anggi
sebenarnya kita sangat baru kenal. tapi energinya sungguh luar biasa, bahkan mampu menghilangkan sedikit demi sedikit ketakutanku. Anggi, bagaikan ombak yang menyapu segala kegelisahan dan ketakutanku. ya Allah, aku merasa beruntung sudah dipertemukan dengan Anggi. terima kasih ya rabb.
Tanjung Pinang, 06 Februari 2015
setelah banyak hal yang kulalui(yang benar-benar tak dapat kutuliskan semuanya).
hari ini aku duduk disini...
"Pusat Alqur'an Indonesia"
entahlah aku harus menyebutnya apa?
pekerjaan? itu terlalu melelahkan, sedang aku sangat bahagia disini.
bagaimana tidak? disini aku bertemu dengan orang luar biasa lainnya.
jika awalnya semangatku hanya dalam beribadah dan menjadi hamba yang benar-benar memasrahkan semuanya kepada Allah, sekarang ada satu semangat lagi...
aku ingin menghafal alqur'an... permudahlah ya Allah.. aku ingin mempersembahkan mahkota dan jubah indah kepada kedua orang tuaku diakhirat nanti...
Ustadzah Putri
adik kelas waktu SMA, partner kerjaku(sekarang). kakak yang baik juga. hatinya lembut, semangatnya begitu aku rasakan. setelah sekian lama, Allah pertemukan kami kembali disini.
terima kasih untuk semua pengalamannya put. InsyaAllah berkah untuk kita semua.
Ustadzah Sakinah
baru kenal, tapi aku sangat menikmati pertemanan ini. dia menyadarkan aku bahwa bahagianya berada ditanah melayu yang sangat damai ini. aku bangga menjadi anak kepulauan riau, dengan sejuta pesonanya dan tak terhitung kekayaannya. sakinah, mari kita berpegang tangan menjadi pemuda Kepri yang saling menjaga kekayaan bumi ini. alhamdulillah ya Allah..
Kak Nela
hmmm.. tak banyak yang dapat kukatakan.. kak nela mengajarkanku bagaimana cara bersyukur atas nikmat Allah. terutama makanan. kini nikmat dapat kurasa penuh atas tiap suapan nasi yang kumakan.
Ustadzah Tika
datang dari yogyakarta, dia bilang tak pernah terfikir tentang Tg. Pinang sebelumnya. dan sekarang kami disini, dia sudah seperti kakakku sendiri. sekarang, dia yang memegang erat jemariku. aku rasa aman, tak takut lagi, tak canggung lagi. dia yang mendengar tiap celotehan tak pentingku. yang lucunya nama panggilan kami sama. kak tika, jangan tinggalkan aku sendiri dulu. aku masih terlalu takut berjalan sendiri.
Ustadzah Nusaibah
aku bingung... dia inspirasi yang sangat luar biasa. aku belajar banyak darinya. tak dapat kuucap satu persatu. dia terlalu tak ada cacat dimataku. aku ingin sepertinya ya Allah.. dia terlalu membuatku terkagum-kagum. dua hal yang pasti, dia yang menyentuh hatiku sampai aku sangat ingin menghafal alqur'an, dan dia menyemangatiku lewat tulisanya sampai aku berani untuk mulai menulis (lagi). terima kasih kakak yummi.
ya Allah, sekarang aku masih terus belajar berjalan...
jangan pisahkan aku dengan orang-orang yang juga Engkau cintai.
aku sangat menikmati ini.
aku sangat bahagia merasa cintaMu.
aku sangat nyaman berada dipelukMu.
Alhamdulillah...
Alhamdulillah...
Alhamdulillahirabbil'alamin..
jalan bebatuan yang ku lalui tanpa sehelai alas kaki, tak serumit ketika aku berjalan tanpa arah.
bingung...
sedih...
ketakutan...
sendiri...
semua hal yang tak mengenakkan yang berkecamuk, kurasa cukup untuk dijadikan alasan bahwa
"aku sudah lelah dan ingin menyerah saja kepada Tuhan" ditambah lagi usia ku yang belum dapat dikatakan dewasa.
ya... belum genap 17 tahun, semuanya datang satu persatu menghajar dan melucutiku dari berbagai sisi.
aku sendiri... tidak... sebenarnya, sifat introvert yang membuat aku semakin terpuruk.
menurutku, takkan ada yang bisa mengerti waktu itu. karna bagi mereka, bualan anak kecil sepertiku sangat tidak penting untuk didengar. itu yang membuat aku merasa dan benar-benar sendiri.
awal kepahitan, hanya dapat kunetralkan dengan asin dan hangatnya air mata. setiap hari kurelakan mata ini tersiksa agar jantungku tak berontak memukuli dada yang sudah terlanjur sesak. sakit rasanya... tapi aku harus apa? aku hanya sendiri dan belum mengerti apapun tentang kehidupan sebenarnya.
tak ada yang tau... betapa inginnya aku pulang dan memeluk Tuhan. yang mereka tau, hariku tak pernah lepas dari senyuman yang begitu membekas karna tercetak jelas satu lubang dimasing-masing pipi kanan dan kiriku.
hilang arah...
mengambang...
gravitasi bumi seperti tak dapat lagi kurasakan, semuanya terlalu ambigu dan aku tak mampu menerjemahkannya menjadi bahasa yang dapat kujadikan petunjuk.
sampai aku berfikir tentang sesuatu... "katanya, yang dapat membantu dan mewujudkan hal yang tak mungkin sekalipun adalah Tuhan. atau yang disebut kebanyakkan muslim ialah Allah".
ya.. yang kutau, aku terlahir sebagai orang Indonesia yang beragamakan Islam.
Indonesia adalah negara berkembang yang kaya akan sumber daya alam, sebagai paru-paru dunia, dan memiliki mayoritas muslim terbanyak didunia.
Islam? agama yang akupun tidak terlalu bisa memahaminya. yang kutau... harus bisa membaca alqur'an, menutup aurat jika sudah baligh (bagi wanita), puasa dibulan Ramadhan, solat 5x sehari, dan berbuat baik agar Tuhan yang disebut Allah dapat berbaik hati memasukkanku ke syurgaNya.
dan yang kulakukan... membaca alqur'an tanpa mau peduli tajwid, makhraj,dan aturan-aturannya(meskipun sempat menjadi qari'ah waktu SD-SMP), menutup aurat sekedarnya(berjilbab tapi tak syar'i), puasa hanya dibulan Ramadhan, solat ketika sempat(sehari mungkin hanya 2 atau 3x, jarang sekali 5x sehari penuh), dan berbuat baik sekedar membantu orang yang membutuhkan pertolongan.
(kembali ketopik)
ketika kurasa pundakku tak cukup kuat menahan semuanya sendiri, aku mulai berfikir...
semua yang aku alami pasti atas dasar kehendak Tuhan. lalu, kenapa Tuhan sekejam ini? kenapa Dia tega membiarkan ini terjadi kepadaku? padahal aku merasa telah mencoba melakukan yang terbaik selama hidupku. yah, dibanding teman-teman yang sama sekali tak menghiraukan perintah Tuhan.
tapi, hal lain mulai berkecamuk dalam benakku... "tapi rasanya, aku tak mengenal Tuhan, aku tak tau banyak tentang Islam, yang aku tau aku telah melakukan yang terbaik"
Bogor, 25 Agustus 2013...
ini hari pertamaku menginjakkan kaki dipulau Jawa.
aku tercengang melihat kebanyakkan orang yang beragamakan Islam sangat berbeda dengan lingkungan tempat aku tinggal sebelumnya.
dibogor aku mulai mencerna makna "Islam" ia tak sekedar jawaban atas pertannyaan "Agama" dikolom KTP. tapi Islam sangat melekat dengan keseharian Masyarakat disini.
disini aku tinggal dengan adik bungsu Ibu, atau yang kerap kusapa "Uncu". kata orang, tinggal dengan sanak saudara sangat tidak mengenakkan. tapi ini pernyataan yang keliru menurutku, karna uncu begitu penyayang, lemah lembut, sangat perhatian, bahkan harus kuakui aku lebih akrab dengan Uncu daripada Ibu.
dari Uncu aku banyak belajar tentang Islam sesungguhnya. mulai dari melakukan kewajiban, sunnah, dan sebagainya.
awalnya kunikmati kemesraanku bersama Tuhan yang kusebut Allah.
mencoba melepaskan segala kegundahan yang membelenggu dan menyiksaku selama ini.
perlahan, aku mulai "Hijrah". kata yang tak pernah terfikirkan olehku apa lagi diusia semuda ini.
auratku mulai tertutup(tak lagi terbungkus), dan yang paling penting..... Ibadah sholatku sudah full bahkan ditambah dhuha dan tahajud hampir disetiap hari.
kedamaian mulai kurasa...
ketentraman mulai ada...
ketenangan mulai menyapa...
tapi.... semuanya tak terselesaikan, malah kesakitanku semakin menjadi dan mulai menggoyahkan pertahananku.
esensiku semakin menggila, antara akal sehat dan kemurkaan tak dapat lagi kubedakan.
yang kutau semuanya mencoba membunuhku secara perlahan, dan semuanya membuatku sangat marah, kecewa, benci, dan ingin menjadi manusia yang benar-benar jahat saja.
Kijang, 02 Agustus 2014
aku pulang kerumah Ibu... membawa kemarahan dan kekecewaan yang mendalam.
dan tanpa bisa kukontrol lagi, semuanya seperti memuncak dan akan meledak.
Tuhan, aku semakin tidak mengerti... semakin aku mencoba taat, semakin engkau menyakitiku.
akhirnya... aku tak kuat, kulepaskan semua yang mati-matian aku cari kebenarannya, kubiarkan keterpurukkan menjerumuskanku. aku marah kepada keadaan, aku marah kepada takdir, dan aku mulai menuduh Tuhan itu tak adil.
kuturuti langkah setan... alqur'an tak pernah kusentuh lagi, sajadah kubiarkan usang berdebu, hati Ibu telah kuiris dengan tajamnya kekecewaan, kamar adalah tempat terbaik dimana aku bersembunyi dari segala hal memuakkan. memasang earphone agar aku tak mendengar lagi cemooh dunia, mulutku tak pernah menyapa bahkan hanya berbicara sekedar "iya" atau "tidak", senyum tak pernah terkembang dan mengukir lubang yang menjadi ciri khasku, bahkan aku takkan makan jika tak benar-benar merasa hampir mati.
satu bulan...
dua bulan...
tiga bulan...
empat bulan...
dan, kurasa hidupku semakin kacau... aku merasa semakin sakit... aku tak tahan... tiba-tiba seperti ada candu yang menyesakkan yang memanggilku.
dan ketika aku benar-benar tak kuat...
kubasuh tubuh ini dengan air wudhu.
kutarik sajadah yang telah berdebu.
kurendahkan serendah-rendahnya, dan sehina-hinanya diriku dihadapanNya.
kulepaskan semuanya.
tubuhku menggetar,
nafasku tercekat,
tangisku tak dapat kutahan,
semuanya meledak,
semuanya pecah begitu saja...
dan kembali kutemukan kedamaian...
tapi seperti sebelumnya, tetap belum kutemukan penyelesaian atas kesakitanku.
dan aku mencoba istiqomah dengan semua yang telah aku jalani.
aku mencoba senantiasa berhusnudzon kepada Allah.
"mungkin Allah senang mendengar curhatanku disetiap sepertiga malam.. mungkin Allah ingin aku merasakan kedamaian lebih lama bersamaNya.. mungkin Allah ingin aku tau bahwa meskipun aku sendiri, Allah tetap bersamaku dan memelukku disaat aku ketakutan" entahlah... canduku terhadap Allah semakin menggila meski masih beriringan luka.
aku mulai membuka diri, kembali ceria, dan mencoba mengembalikan Kartika Delsya yang pernah hilang. tapi sangat tak mudah, karna terlalu lama menyendiri semuanya benar-benar kumulai dengan susah payah. aku sangat kaku, takut bertemu banyak orang.
Liya
teman sekelas sejak memulai SMA sampai mengakhiri masa SMA. kami begitu dekat, ya.. bisa dibilang sahabat. setelah kejadian mengerikan itu, dia orang pertama yang melunakkan saraf tegangku. dia mengangkat daguku ketika aku tak berani menatap keramaian. tak pernah lelah menemaniku setiap hari agar aku kembali lagi. dia mempunyai peran terbesar atas terapi ini. suatu hari dalam perjalanan, aku tertegun saat liya berkata "aku ngerasa, kamu adalah orang yang benar-benar harus aku lindungi untuk saat ini.. kamu itu udah aku anggap seperti adikku (ya, karna aku memang lebih muda dibandingkan teman-teman sepermainanku)" mungkin dia tak melihatku saat berkata seperti itu karna liya sedang membawa motor, sedangkan aku dibelakang menggetar dan memegang erat pinggangnya ingin menangis. ya Allah... terima kasih telah mempertemukan kami sebagai sahabat.
Rakhma
teman SMA juga... entahlah... dia yang memegang tanganku dan menuntun langkahku untuk benar-benar hijrah dan mencintai Allah seutuhnya. dia berhasil membuatku merasa dekat dengannya meski sebenarnya raganya berada dinegri seberang untuk menuntut ilmu. kami hanya memanfaatkan tekhnologi untuk bertemu. tapi, saat ia pulang kekijang kami lebih banyak menghabiskan waktu untuk berbagi cerita dan sekedar ngopi-ngopi berdua. sungguh, aku tak tau harus mengungkapkan syukur bagaimana lagi kepada Allah, Dia telah pertemukan aku dengan orang-orang yang sangat luar biasa.
Anggi
sebenarnya kita sangat baru kenal. tapi energinya sungguh luar biasa, bahkan mampu menghilangkan sedikit demi sedikit ketakutanku. Anggi, bagaikan ombak yang menyapu segala kegelisahan dan ketakutanku. ya Allah, aku merasa beruntung sudah dipertemukan dengan Anggi. terima kasih ya rabb.
Tanjung Pinang, 06 Februari 2015
setelah banyak hal yang kulalui(yang benar-benar tak dapat kutuliskan semuanya).
hari ini aku duduk disini...
"Pusat Alqur'an Indonesia"
entahlah aku harus menyebutnya apa?
pekerjaan? itu terlalu melelahkan, sedang aku sangat bahagia disini.
bagaimana tidak? disini aku bertemu dengan orang luar biasa lainnya.
jika awalnya semangatku hanya dalam beribadah dan menjadi hamba yang benar-benar memasrahkan semuanya kepada Allah, sekarang ada satu semangat lagi...
aku ingin menghafal alqur'an... permudahlah ya Allah.. aku ingin mempersembahkan mahkota dan jubah indah kepada kedua orang tuaku diakhirat nanti...
Ustadzah Putri
adik kelas waktu SMA, partner kerjaku(sekarang). kakak yang baik juga. hatinya lembut, semangatnya begitu aku rasakan. setelah sekian lama, Allah pertemukan kami kembali disini.
terima kasih untuk semua pengalamannya put. InsyaAllah berkah untuk kita semua.
Ustadzah Sakinah
baru kenal, tapi aku sangat menikmati pertemanan ini. dia menyadarkan aku bahwa bahagianya berada ditanah melayu yang sangat damai ini. aku bangga menjadi anak kepulauan riau, dengan sejuta pesonanya dan tak terhitung kekayaannya. sakinah, mari kita berpegang tangan menjadi pemuda Kepri yang saling menjaga kekayaan bumi ini. alhamdulillah ya Allah..
Kak Nela
hmmm.. tak banyak yang dapat kukatakan.. kak nela mengajarkanku bagaimana cara bersyukur atas nikmat Allah. terutama makanan. kini nikmat dapat kurasa penuh atas tiap suapan nasi yang kumakan.
Ustadzah Tika
datang dari yogyakarta, dia bilang tak pernah terfikir tentang Tg. Pinang sebelumnya. dan sekarang kami disini, dia sudah seperti kakakku sendiri. sekarang, dia yang memegang erat jemariku. aku rasa aman, tak takut lagi, tak canggung lagi. dia yang mendengar tiap celotehan tak pentingku. yang lucunya nama panggilan kami sama. kak tika, jangan tinggalkan aku sendiri dulu. aku masih terlalu takut berjalan sendiri.
Ustadzah Nusaibah
aku bingung... dia inspirasi yang sangat luar biasa. aku belajar banyak darinya. tak dapat kuucap satu persatu. dia terlalu tak ada cacat dimataku. aku ingin sepertinya ya Allah.. dia terlalu membuatku terkagum-kagum. dua hal yang pasti, dia yang menyentuh hatiku sampai aku sangat ingin menghafal alqur'an, dan dia menyemangatiku lewat tulisanya sampai aku berani untuk mulai menulis (lagi). terima kasih kakak yummi.
ya Allah, sekarang aku masih terus belajar berjalan...
jangan pisahkan aku dengan orang-orang yang juga Engkau cintai.
aku sangat menikmati ini.
aku sangat bahagia merasa cintaMu.
aku sangat nyaman berada dipelukMu.
Alhamdulillah...
Alhamdulillah...
Alhamdulillahirabbil'alamin..
Delsya…
BalasHapusKamu bikin aku tenggelam dalam tulisan kamu. Diksinya bagus. Dan ky puisi yg kamu tag aku di FB, itu sangt membingungkan, dan buat aku agak sedikit rancu.
Tapi yg ini, yang dari hati, super liiiiikkkee… 2 thumbs up for you
Nice to meet you here.. :) kamu luar biasa dengan cara kamu sendiri.
Jangan takut, sepenuhnya Allah ada barengan kita kapanpun, di manapun. Bahkan ga peduli semenggunung apapun dosa kita atasNya..
Kata-kata kamu "dia terlalu tak ada cacat di mataku" itu berlebihan.. Semoga Allah maafkan aku atas apa yg km ga tau. Dan semoga Allah jadikan aku lebih baik dari yg kamu kira..
Thanks delsya. Aku nge-fans ah sama kamu. :D
Nice post n keep posting!
Iya kaka yummi..
HapusMakasi, makasi, makasi..
Aku berani nulis gini gara-gara abis baca tulisan kaka yummi juga..
Puisi _-pujangga malam ga perlu dipahami kok. Cukup dinikmati. Hehe..
Nice to meet you too kak..
Kaka juga sangat luar biasa, dan aku ga bisa ngungkapinnya. Andai kamu bisa baca apa aja yang ada didlm otakku ini.
Aku yakin setiap manusia punya kekurangan. Tapi, yg aku maksud trllu tak ada cacat itu diluar 'wujud' manusia pada umumnya.
Aamiin... Semoga Allah selalu memberi kesempatan utk kita menjadi lebih baik lagi.
Aku ngefans sama kaka yummi jauh sebelum ini.
Kaka yummi adalah guru yang paling menyenangkan.
Makasi uda buat aku berani untuk memulai lagi..
tikaaaaaaaaaaaaaaaaaa
BalasHapussini aku peluk ðŸ˜ðŸ˜ muahmuah
aku jauh ngerasa lebih beruntung kenal sama tika.
"aku maunya kita ngelangkah sama-sama"mu itu ngebuat aku terenyuh dan ......
semoga Allah ngizinin kita buat ngelangkah bareng.
karna langkahmu udah terlalu jauh buat aku kejar.
terlalu menggelikan buat bilang ana uhibbukifillah.
dan aku tau aku ga perlu bilang apa-apa yang mau aku sampaikan. muahmuah
hahah... anggiiiiiii...
Hapusini sisi lain dari aku(aku juga bisa drama, wkwkwk)
tapi ini tanda kalo aku bener-bener lagi serius.
ga ada yang terlalu jauh diantara kita nggi.. jika kamu rasa aku selangkah lebih dulu, maka aku berhenti sebentar... aku masih disini, nungguin kamu.
tapi jika aku yang tertinggal, jangan pernah ninggalin aku terlalu jauh.
tak perlu meyampaikan apapun, aku cukup bisa membaca apa-apa yang tak terungkap lewat lisan. *ceaks* hahakk
nice to meet you nggi.. ;)
mungkin drama itu bagian dari kehidupan yang coba dihindari tapi ga bisa dicegah kalo udah dateng, tik. terkadang kita perlu 'alay' untuk bercerita. hahahah
BalasHapusga perlu berhenti, tik. biar aku yg kejar sebisa dan sekuat yg aku mampu. sesekali liat kebelakang, barangkali aku sedang letih atau terjatuh. saat udah di titik yang sama, kita bisa jalan berdampingan. aamiiiin.
muhumuhu alhamdulillaaah nicetomeetya! :3
iya kali ya nggi, kadang kita malah "butuh" untuk melepas jiwa yang penat.
Hapuspokoknya semangat ya nggi, kita disini saling mengingatkan.
aamiin..
kita bangun ukhuwah sampai ke jannahNya. Aamiin..
Alhamdulillah :)
karna tulisan sebuah media untuk menuangkan isi kepala sebelum ia pecah dan menggetarkan dada. yaaa walaupun Allah satusatunya tempat terbaik untuk bercerita.
Hapusaamiiin ya Allaaaah. Allaahumma aamiiin :3
itulah sebab aksara terkadang lebih mampu melukiskan padahal ia tak berwarna nggi..
HapusAamiin :)
hanya bisa terdiam, hati penuh rasa bahagia, telah mengenal saudara2 seukhuwah dengan penuh cinta. do'alah yang mengikat hati-hati kita tik. Ingatkan selalu bila aku lupa, kufur dan menjauhi jalan ini, jadilah pengingatku, jadilah pengingatku dan teman yg menggandeng ku, hingga kita bersama menuju ke jannah-Nya kelak. amin . sayang tika
BalasHapusterima kasih ukhti.. terima kasih telah menemaniku melewati proses yang amat pelik. hanya do'a yang dapat kuhaturkan dan hanya Allah yang bisa membalas segala kebaikanmu. aamiin ya ukhti, ana bersyukur dapat mengenal antum. sayaaaannnggg mama juga
HapusAssalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. May I say, "Tika, I Love you so much" ??
BalasHapusHuaaaahhh. Ini sangat menyentuh, rasanya dua kali lipat lebih menentramkan dr pada waktu aku pertama kali dinyanyiin lagu bermimpilah olehmu :3 (mungkin kamu udah lupa)
hmmmm, sebelumnya terima kasih Allah, telah menghadirkan sosok Kartika Delsya dalam hidup aku.
Uh dasar tika ! Kamu sukses buat aku ngerasa sesak nahan air mata waktu baca iniiiiii T.T
Semoga kita tetap jadi saudara yg saling mengingatkan, saling menguatkan, saling melindungi.
Semoga kita tetap istiqomah.
Semoga setetes hidayah yg telah Allah kasi ke kita nggak bakal dicabut.
Aku minta maaf kalo selama ini aku banyak salah dalam berbicara dan bertindak.
Last, I just wanna say "Uhubbuki fillah" :*
Btw, makasih ada nama aku di sini. Hahahaha *abaikan
Wassalamu'alaikum.
Wa'alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh ya shalihat..
HapusTerima kasih liya... Tentang lagu bermimpilah, aku ga akan lupa itu. Masih sangat lekat dalam fikiran ini.
Huhu... Aku ga ngerti kenapa jadi gini. Awalnya aku cuma ingin menulis.. Tapi kenapa pada nangis abis baca ini? Terus aku juga ijutan nangis abis bacain komen-komen diblog, facebook, dsb...
Pokoknya, aku ga bisa berkata-kata lagi untuk menghaturkan syukur ini kepada Allah yang telah menakdirkan pertemuan indah ini.
aamiin.. Aamiin.. Aamiin.. Aku cuma bisa mengaamiinkan setiap do'a yang kalian panjatkan.
ahh~ jeongmal saranghae, eoni....
Chuuu~
Nadoo ~~~
HapusTika ...
BalasHapusini Apa :'(
Jadi ini alasannya kamu minta dibawain laptop ke bawah :'(
hiks, Allah makasih udah mempertemukan aku dengan Tika :(
Haha.. Ini unek-unekku kak. Aku ngerasa capek. Jadi ini bentuk muntahannya.
Hapusiya ka nela.. Ini hasil waktu aku minta tolong dibawain leptop kebawah. Hehe. Makasi ya ka nela {} alhamdulillah..
Tikaaaa! Yah walaupun udah telat banget tapi masih boleh kan aku nimbrung disini? Yaah walaupun aku ga bisa buat kata kata puitis untuk ngebalas tulisan ini dan mungkin aku orang pertama yang komen tapi namanya ga ada disini. Jujur, aku juga terharu bacanya:") apalagi setelah baca komen semuanya. Aku yakin cerita ini bener, tika memang udah kenal dengan orang orang yang sungguh luar biasa baik. Aku baru kenal Anggi, Rakhma dan Putri disini dan aku akui mereka memang luar biasa! Mereka yg tetep ada disaat aku jatuh :") Salam manis, salam kenal dan salam sayang untuk Liya, kak Nela, Ustazah Sakinah, Ustazah Tika dan khususnya untuk Ustazah Nusaibah {} Rindu sering denger nama kalian kok dari Putri :)
BalasHapusTeruskan menulis tik! InsyaAllah suatu saat nanti pasti bisa buat tulisan yang tidak hanya menginspirasi teman terdekat, tapi juga semua orang di dunia:)
makasi banget uda mampir yakk.. hehehe.. pokoknya kalian semua luar biasa, termasuk kamu ndu! baru kenal aja uda banyak hal menarik yang aku temuin dikamu. ehehehe.. aamiin, semoga someday bener-bener bisa ngeluarin buku yang nama penulisnya terpampang "Delsya, Kartika" hehehe.. jazakillah komennya ;) :-*
Hapus