L a n g i t . . .
Tak pernah kulihat langit semendung kemarin…
Begitu mencekam dan diam seribu bahasa...
Kucoba telaah tiap sudutnya,
Tapi hanya kekosongan yang terlihat sejauh mata memandang…
Tak biasa kulihat langit menjadi muram..
Kurasa ia getir dan tak kuat lagi..
Namun harus bagaimana?
Ialah yang selalu memeluk semesta.
Langit…
Haruskah aku menuju ruang tak terbatas hanya untuk sekedar mencukupi
inginku?
Tak ada yang tau,
Tak ada yang mengerti,
Dan tak ada yang peduli.
Tapi getarmu, sungguh melucuti inderaku.
Percik-percik kepedihan tak dapat kuhindarkan.
Naluriku tak dapat kubutakan.
Aku sungguh benar telah mendengarnya, langit…
Ia sungguh menyakitkan..
Namun wujud yang tersamar,
Membuat tiada sesiapa menyadarinya..
Langit,
Maafkan atas ketidak mampuanku untuk mengungkapnya…
Tapi dengarkan, langit…
Sakitmu telah terbagi padaku…
Setidaknya kini kau tak sendiri lagi…
Sudahi saja semua tuntutanmu kepadanya,
Hatinya telah terkubur dan membatu.
Takkan ada celah yang bisa kau terobos.
Bahkan biaspun takkan sanggup begitu.
Abaikan langit…
Abaikan segala kesedihanmu…
Belajarlah untuk berbalik,
Karna sisi takkan mungkin selalu sama…
Kau pasti kan menemukannya…
Hanya butuh kesabaran untuk mendapatkannya…
Dan ingat langit…
Jika kelak kau temukannya,
Jangan lupa aku yang menemani sejak kau rapuh hingga nanti.
_-pm
Komentar
Posting Komentar