Jawaban (penantian panjang) part II

Waktu itu hujan turun bersahutan…
baunya begitu menusuk dan seperti memberi stimulasi agar sesiapa yang menghirupnya kembali kepada memori yang telah lalu..
dan aku, aku terhanyut…
untuk sesaat waktu seperti berhenti berdetik…
pandanganku memudar… dan aku hanya bisa mendengar detak jantungku yang makin keras terdengar berdegup…

jutaan detik yang kulalui… selalu kucari makna dan maksud ditiap celahnya…
aku yakin tak pernah ada hal yang sia-sia…
20 tahun… tahun ini usiaku genap 20 tahun, dan aku lebih senang menyebutnya 2 dekade…
Untuk usia manusia, ini adalah waktu yang belum lama… dimana manusia yang memiliki usia 20 tahun masih dikatakan muda.

Tetapi… MasyaAllah… sudah sangat banyak yang terjadi 20 tahun belakangan ini…
Perjuangan mencari jati diri… tujuan hidup… serta Jawaban atas penantian panjang…
dan aku rasa, sekarang aku telah sampai diujung penantianku…

apa sebenarnya yang diinginkan manusia ? aku yakin, ini adalah pertanyaan yang pernah terbesit didalam benak hampir semua orang…
pada hakikatnya, yang diinginkan manusia adalah satu hal, yaitu “kebahagiaan”.
namun tiap orang selalu berbeda memaknai kebahagiaan, dan tiap orang berbeda pula parameter kebahagiaannya…

dan ini bahagia menurutku…

awalnya…
aku terlalu yakin dan percaya diri…

Allah selalu membantuku… dalam segala hal… MasyaAllah… Alhamdulillah…
Dia angkat derajatku didepan orang-orang yang berada disekelilingku… hal ini begitu jelas kurasa, dimana orang menganggapku orang baik, memperlakukanku dengan sangat baik… banyak hal luar biasa yang kurasa… padahal aku tak lebih dari seorang manusia yang hina, tak berdaya, tak memiliki kekuatan apapun, penuh dosa, maksiat… wallahu’alam… Allah adalah satu-satunya dzat yang maha mengetahui cacat manusia, dan dengan kebesaran-Nya pula dia tutupi segala aib dan meninggikan derajat manusia.
Dia selalu membantuku disaat masa sempitku… disaat aku benar-benar tak berdaya, dan dengan segala kemurahan hati-Nya… Dia lapangkan dan mudahkan segala urusanku…

Tiap hembusan cinta-Nya dapat kurasakan… kunikmati…
Dan perlahan…
membuat aku terhanyut …
jauh…
dan ingin jatuh semakin dalam lagi…
Ya Rabb… indahnya…

Gairahku untuk selalu dekat dengan-Nya semakin menjadi…
Dan segala ketakutan mulai hilang satu-persatu…
Hingga aku benar-benar tak mengenal lagi sesuatu yang bernama ketakutan…

Aku yakin dan percaya…

Dia yang bersamaku, maha segalanya…
Tak terkalahkan…
Tak mempunyai tandingan…
Dan bahkan tak akan ada yang mampu menyamai-Nya…

Keyakinan ini cukup membuatku untuk menjadi manusia yang lebih tenang, tak berlebihan menghadapi sesuatu, dan tentunya ini sangat melatih hati…

Tapi semuanya malah membuat keliru…
Dimana ku kira semua kemudahan dan pertolongan yang Dia berikan karena…

Ibadahku kepada-Nya…

Begitu naif…

Sampai aku menyadari…
Satu hal, yang bahkan jika seluruh ibadah yang kulakukan dikumpulkan niscaya takkan mampu menandingi kekuatannya…

aku benar-benar tak mampu menahannya…
tak ada hal yang bisa kulakukan kecuali terisak sampai kurasa nafas benar-benar berada diujung tenggorokan…

ibu…
aku salah mengartikan sesuatu…

semuanya karnamu…
hajatmu pada-Nyalah yang membuat segalanya mudah…
ayat indah yang kau lantunkan…
bahkan tetesan air mata pertama ketika sujudmu, yang kau peruntukkan untukku…

semua sebab Ridhomu…
karena hanya akan kudapat Ridho-Nya, setelah kau meRidhoiku…
bahkan langitpun takkan mampu menahan dan menghambat pertolongan-Nya ketika kau meridhoi langkahku…

dan kau adalah jembatan yang menghubungkan aku kepada-Nya…
yang menjadikan-Nya begitu dekat…

sekali lagi… bagaimana bisa aku menganggap semua ini karna ibadahku?
Sedang jika seluruh ibadah seumur hidupku, bahkan mungkin takkan mampu mendekatkanku walau sejengkal menuju Jannah-Nya…

Tapi ibu…
Tak pernah sedikitpun aku melupakan tentangmu…
Selalu tentang Memikirkan kebahagiaanmu…
Karna bahagiaku, adalah ketika kau bahagia…
Dan kau bilang, bahagiamu adalah bahagiaku…

Maka… lihatlah aku, yang selalu bahagia apapun keadaannya…

Dan tatapan keraguan ibu selalu terpancar ketika kubilang begitu…
Karna belakangan hari-hari yang kami jalani lebih berat dari biasanya…
Raut sedih ibu selalu dapat kubaca beriringan sesal karna tak mampu memenuhi kebutuhan materiku…
aku harus memenuhi segala perkara duniaku sendiri, dan itu selalu membuatnya risau…

tapi aku tak pernah berhenti meyakinkannya…
karna bagiku, sungguh apa yang dia berikan adalah lebih dari cukup…
semangat untuk menjalani hidup, namun menjatuhkan diri dalam kepasrahan kepada Rabb yang berkuasa atas segala sesuatu…
ilmu demi ilmu yang membekali setiap langkahku, benar-benar tak pernah kulewatkan tiap yang ia ajarkan kepadaku…
dan yang paling berharga adalah tiap bait do’a dan keRidho-annya yang sangat membantuku menjalani hidup ini dengan baik…

aku tak pernah lupa…
tentang irama ayat suci yang selalu ia lantunkan di telingaku…
tentang do’a-do’a yang ia panjatkan untuk hidupku…

semuanya untukku(dan adik-adik)…
bahkan mungkin dia sendiri lupa berdo’a untuk dirinya…
karna sekali lagi… bahagianya, adalah bahagia putra-putrinya…

Maka… lihatlah aku, yang selalu bahagia apapun keadaannya…
Karna telah kau titipkan aku kepada Rabbmu, ibu…
Itu sudah lebih dari cukup untuk memenuhi segala kebutuhanku…

Maka… lihatlah aku, yang selalu bahagia apapun keadaannya…
Karena telah kau titipkan aku kepada Rabbmu, ibu…
Itu sudah lebih dari cukup untuk menjamin rasa aman dan nyaman untukku…

Maka… lihatlah aku, yang selalu bahagia apapun keadaannya…
Karena telah kau titipkan aku kepada Rabbmu, ibu…
Itu sudah lebih dari cukup untuk membuatku selalu bahagia menjalani hidup…


Hidup… tidak pernah berhenti memberi kejutan…
Ketika kita sudah mersa cukup, dan merasa sudah menemukan Jawaban atas sebuah penantian, selalu saja ada hal baru yang tak terduga…
Maka selama hidup… berusahalah untuk menemukan tiap maksud dari perkara yang telah Allah timpakan kepada kita semua…
Karna sesuatu yang terlihat sangat baikpun, bisa jadi sebenarnya adlah sebuah kekeliruan…

Dan dibagian hidupku yang ini…
Kutemukan satu maksud…
Dan kurangkum menjadi 2 kalimat…


Teruntuk ibunda tercinta : Delfia Suryani


“..Karena telah kau titipkan aku kepada Rabbmu, ibu…
Maka… lihatlah aku, yang selalu bahagia apapun keadaannya…”
















Komentar

  1. So touching 😂
    So sweet, Amazing, great, good job girl 👍
    Seperti biasalah yaaa 😚

    Semoga ibu-ibu kita selalu dalam lindungan-Nya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tak Terbaca~

Jawaban (penantian panjang)

Maha Cinta (Ya Rabb..)