Jawaban (penantian panjang) part III
03
Januari 2021
Menjelang subuh aku terbangun,
Mencoba sebisa mungkin melawan rasa kantuk dan
hangatnya selimut yang memelukku dari dinginnya sisa hujan kemarin.
Mataku terbuka...
Bukan karna alarm, tetapi karna suara murratal Al-Qur’an
dari masjid yang berkumandang sebelum adzan subuh.
Kalimat pertama yang ku dengar adalah surah Al-Fajr
ayat ke-27, meski dibaca dengan bahasa Al-Qur’an tapi aku tau benar artinya
karena ini merupakan salah satu bagian favoritku dalam Al-Qur’an. Belum lagi aku
sempat memikirkan bagian ayat ini sebelum aku tidur semalam.
27. wahai jiwa yang tenang!
28. kembalilah kepada Tuhanmu
dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya.
29. maka masuklah ke dalam
golongan hamba-hamba-Ku,
30. dan masuklah ke dalam
surga-Ku.
(Q.S AlFajr : 27-30)
Hatiku bergetar, seolah Allah sedang memanggilku,
Kenapa mataku terbangun ketika ayat ke-27 ini
dibacakan?
Tadi malam aku memikirkan ayat ini, seraya berfikir
“akankah aku kembali kepadaNya dengan seruan sebagai jiwa yang tenang? Dan
akankah aku termasuk kedalam hambaNya yang Ia ridhoi untuk masuk ke JannahNya?”
Lalu aku terbangun pada subuh hari dengan panggilan seperti
ini dari murratal masjid...
Tidakkah Allah sedang menyapaku?
Bagaimana hatimu tak bergidik?
Belakangan aku sedang mencari-cari sesuatu, yang
sulit untuk dijelaskan.
Tapi maha besarnya Allah, meskipun bumi ini luas,
Dia menunjukkan kepada hal yang sangat detail ketika
aku meminta petunjukNya.
aku tak pernah berhenti,
Selalu mencari..
Meski kadang tertatih,
Atau bahkan kadang aku keluar dari jalur yang baik,
Tapi Allah selalu menarikku kembali untuk
menemukan “Esensi hidup”
Bukankah Allah tidak akan membiarkan seorang hamba kembali ke Akhirat melainkan telah Ia beri petunjuk sampai ke puncaknya?
Sungguh kita makhluk yang paling merugi, jika tak pernah menghiraukan tiap petunjuk yang Allah isyaratkan melalui alam dan lingkungan sekitar yang berusaha merasuki tiap-tiap bagian terkecil dari tubuhmu. Mata, Telinga, Hidung, Kulit, Lidah, Tangan, Kaki, Pikiran, dan masih banyak nikmat yang tak mungkin dapat tertuliskan... kenapa sulit sekali untuk sampai ke hatimu? apa yang telah menghijabmu sampai hujaman petunjuk-petunjuk itu tak mampu menusuk kedalam dadamu?
Maka mintalah, agar hatimu tak membatu..
Maka memohonlah, agar getarnya selalu sampai kejiwamu..
Hidup.. tak akan berhenti mengantarkanmu pada
persimpangan,
Atau sekadar memperlihatkanmu pada hal kecil yang
mampu memantik seribu tanya..
Aku adalah aku.. tak pernah berhenti bertanya, sadar betul hanyalah seseorang yang sangat fakir akan ilmu.
Disaat-saat sedih, susah, dan gundah aku akan
bertanya “mengapa begini ya Rabb?”
Bahkan disaat bahagia sekalipun aku juga akan
bertanya “apakah Kau ridha ya Rabb?”
Semoga ini adalah bagian petunjuk agar aku mampu
istiqomah dan meningkatkan ketaqwaan kepada Rabbku.
Karna aku yakin ilmu Allah itu sangat luas.
Begitu juga Rahmat-Nya.
Dan semoga siapapun yang membaca tulisan ini akan
selalu mendapat petunjuk dan Rahmat Allah Subhanahuwwata’alaa.
“Ketika kau
sudah dapatkan apa yang kau inginkan, lalu apa?”
“Ketika Allah
mengabulkan do’amu. Lalu apa?”
“Ketika hidup
berjalan sesuai dengan rencanamu, lalu apa?”
“Ketika Allah
permudah semuanya, lalu apa?”
“apakah dengan
semua kemudahan, kau percaya diri bahwa Allah benar-benar mencintaimu?”
“sedang,
mungkin kau malah menjauh dariNya setelah apa yang kau dapat”
“sedang,
mungkin kau akan berhenti memohon kepadaNya jika do’amu diijabah”
“sedang,
mungkin sebenarnya Dia punya rencana yang lebih indah untukmu”
“sedang,
mungkin setelah semua kemudahan, kehampaanlah yang akan kau rasa”
Inilah Alquran...
sebuah kitab(buku) yang karenanya aku selalu
bertanya..
dan inilah aku...
Yang tak pernah berhenti mencari hidayah terlebih
disaat tersesat..
Yang selalu berlari kepadaNya karna merasa tak ada
lagi tempat yang nyaman dan bisa membuatku tenang selain kasih sayangNya..
Sudah banyak buku yang ku baca,
Mulai dari komik atau novel,
buku pelajaran dan teori tentang keduniawian,
Sampai buku filsafat agama dan ketuhanan.
Tapi semua buku tulisan manusia ini,
Seperti sangat berusaha dan bersusah payah untuk
menulis satu topik secara mendetail.
Bahkan tidak ada buku yang mampu menjelaskan tentang
satu keilmuan secara spesifik hanya dengan sebuah buku. Pasti semuanya
bertahap, berjilid, dan dinamis.
Inilah Al-qur’an...
Yang hanya dalam satu buku,
terdapat penjelasan tentang alam semesta sejak
terbentuk bahkan sampai kelak akan hancur.
Terdapat cerita-cerita sejak zaman manusia pertama
yakni Nabi Adam AS sampai dengan manusia akhir zaman.
Yang didalamnya terdapat petunjuk dan penjelasan
tentang apa yang sudah, sedang dan akan terjadi di seluruh alam.
Sejak kecil aku selalu bertanya, apa istimewanya
Al-qur’an?
Waktu itu bagiku Al-qur’an tidak lebih dari deretan
tulisan arab yang dianggap sakral bagi umat muslim.
Sebenarnya pada tulisan ini aku ingin membahas
tentang pencarianku tentang makna sholat.
Ibadah yang pertama kali akan dihisab, ibadah yang
paling menentukan jalan hidup seorang manusia, namun begitu banyak yang tidak
menyadari esensi dari ibadah yang satu ini.
Termasuk aku...
Ketika kau merenungkannya,
Memuhasabah diri,
Menjauhkan diri dari hiruk pikuk dunia,
Dan berkomunikasi dengan Rabbmu..
Maka dalam masa-masa seperti inilah Allah akan terasa
sangat nyata berada didekatmu.
Sungguh luar biasa caraNya menunjukkan dan
menggerakkan fikiran, lisan, bahkan badanmu ketika engkau meminta petunjukNya.
Banyakkk...
Banyak sekali...
Bahkan terlalu banyak yang ku fikirkan..
Saat jemariku menghujam keyboard laptop ini,
sesungguhnya jantung dan fikiranku lebih kemaruk untuk mengeluarkan segala
isinya.
Terkadang aku bingung harus memulai dari mana, tapi
aku yakin untaian yang tertulis inipun tak lepas dari kehendak Allah yang maha
mengetahui. Mengapa aku ingin menuliskannya disini. Allahuakbar...
Aku sering mendengar pertanyaan “jika sholat mencegah
dari perbuatan yang keji dan mungkar, serta mampu mendatangkan pertolongan Allah,
lalu kenapa masih ada orang yang sholat tapi memiliki perilaku tercela dan jauh
dari pertolongan Allah?”
bukankah Allah mengatakan ;
"Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar."
(Q.S Al-Ankabut : 45)
Sebuah kalimat yang sangat ringkas, seolah ketika kau
melaksanakan sholat otomatis kau langsung mendapat keutamaannya.
aku merefleksikan ke dalam diriku..
“apakah aku sudah jauh dari perbuatan keji dan
mungkar?..
..jika iya, kenapa mata ini sulit berpaling dari hal
yang tidak baik?..
..jika iya, kenapa lisanku terlalu banyak bicara?..
..jika iya, kenapa belakangan telingaku lebih sering
mendengar sesuatu yang haram?..
..jika iya, apa aku sudah terhindar dari perbuatan
yang sia-sia?”
Jawabnya tidak... aku masih sering melakukan hal-hal
di atas.
Padahal setidaknya aku tak pernah meninggalkan sholat
wajib atau sering melalaikannya. Aku cenderung melakukannya diawal waktu. Tapi
kenapa? Bukankah aku sudah melakukannya?
Aku teringat beberapa tahun silam... yang kemudian kejadian ini membuatku tersadar saat ini dan kembali mencari jawaban atas penantian panjang..
Hari itu aku sedang merasakan kegundahan yang luar
biasa, aku bercerita kepada seorang sahabat baikku...
Parasnya bercahaya dan teduh, belum pernah aku
bertemu manusia yang memiliki wajah semenenangkan wajahnya..
Dia seorang peghafal Qur’an yang tiap hari lisannya
disibukkan dengan Al-Qur’an.
Yang berkali aku dengar tekadnya hanya ingin menjadi
pekerja Allah di bumi ini.
Yang selalu dia tuturkan adalah hidupnya merupakan hidup
yang menyenangkan karna selalu menyertakan Allah sedang kulihat permasalahan
hidupku mungkin tak ada apa-apanya jika dibandingankan dengan hidupnya yang mungkin mampu membuatku terisak hanya dengan mendengar kisahnya.
Lalu atas apa yang telah ia alami,
Semakin kuat terjangan ombak dalam hidupnya,
Bahkan semakin kencang angin yang membuat daun dari
pohonnya berguguran..
Semakin keras pula ikrar yang ku dengar bahwa dia “sangat mencintai Rabbnya”
lalu diujung percakapan kami, dia mengatakan
sesuatu yang mendatangkan gemuruh dalam dadaku.
Dia berkata ;
“Delsya...
dengan kamu memperbaiki sholatmu, berarti kamu sedang memperbaiki hidupmu..”
Ada apa dengan sholatku?
Aku yakin dia mengatakannya bukan karna kebetulan
melainkan Allah gerakkan lisannya sebagai petunjuk untukku.
Lalu sholat seperti apa yang Allah mau?
-TBC-
Baarokallahhufiik Tik, so deep :')
BalasHapus