Kepada Dirinya Sendiri...

 

Kepada dirinya sendiri...

Mungkin sekarang hidup yang sedang berjalan tidak seperti apa yang kau harap...

Namun biar kusadarkan...

Bahwa kau pernah berjalan seperti ini..

 

2015 kepada 2020,

Dia melirih... namun semangatnya tak pernah berdalih’

Pandangannya gelap, jalannya buntu, arahnya tak bertuan..

Tapi gigihnya tetap berjalan meski tertatih.

 

Rindu...

Kau katakan padanya, akan jadi seperti apa aku di masa itu.

Rindu menggenggam tanganku, pegang ini erat-erat “ucapnya”

Aksara tak dapat diikat, tapi nyawanya merasuki ruang kosong tak berdimensi.

 

2020 kepada 2022,

Ia kuat, tapi juga terlalu berkhidmat.

Ia lupa barangkali harus sekali-kali berbalik untuk menyapa.

Ia berbeda...

Bukan dirinya...

Tapi cintanya...

t’lah patah, tak terbantah, dan harus musnah...

Kau harus mengalah, karna ia takkan singgah.

 

2022 kepada...

Kepada siapa lagi?

Dia tinggal seorang diri...

Apakah harus berhenti?

Tapi langkahnya tak bertepi--

 

Kepada dirinya sendiri,

Jangan patah walau harus sendiri,

2022 harus berkata setidaknya kepada diri sendiri..

Kau masih disini,

Jika bermasa, Ia bisa teruskan kepada kerabat abad.

 

Kepada masa ini..

Sahabat sejati..

Hanyalah fiksi,

Yang sebenarnya tlah lama tak kau miliki,

Mereka hanyalah ilusi..

Kau hanya sendiri

 

Kepada dirinya sendiri...

Lantunan sejak 2015 menunggu ingin menghampirimu..

Jadilah.. pelita dikala redup hatimu,

Disaat tak mampu lagi diriku,

Terangi gelapmu seperti dulu,

Teruslah.. melangkah walau kini kutak berjalan di sampingmu,

Hingga kaupun berlabuh di akhir ujung jalanmu..

---

Pahami setiap langkah dari waktu yang tersisa

Kan berjuta kata tak bermakna

Bungkam semua ambisi walaupun ku tak lagi menemani kelam ini..

(Sampai Nanti – Three Sixty)


berdiri..

banyak hal yang menanti,

untuk kau katakan pada dirimu sendiri..




Dee Still Waiting ~


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tak Terbaca~

Jawaban (penantian panjang)

Maha Cinta (Ya Rabb..)