Badai Satu Dekade

tepat 10 tahun lalu, adalah titik kehidupan terberat bagi seorang remaja sepertiku.

lulus SMA tapi tak tahu kemudian harus kemana dan melakukan apa.

mulai dari tahun 2013 tertatih, 2014 tak juga mendapat kejelasan.

tentu saja rasanya sangat tidak enak, risau, bergemuruh.

namun begitu, aku tetap bersemangat memperbaiki diri dan mendekat kepada sang Rabbi.

2015... hidup yang tadinya terasa sangat lambat dan memilukan perlahan mulai terasa sangat ringan dan mudah dijalani meski tetap banyak bebatuan yang terhampar di seluruh perjalannya.

masa-masa sebelum 2015, tak pernah terfikirkan untuk bisa kuliah dan memiliki kehidupan yang tertata rapi. 

namun hari ini... 10 tahun setelahnya, aku sudah memiliki gelar S-2 dari salah satu universitas terbaik di Indonesia.


satu dekade berlalu...

2023, aku seperti dejavu dengan keadaan satu dekade lalu. 

permasalahannya berbeda, tapi hantaman badainya seperti serupa. aku merasa lebih dari terhempas.

2023 kembali ambigu, 2024 penuh dengan salah langkah dan keputusan yang tidak tepat.

dan aku masih menunggu pertolongan Allah untuk membuatku keluar dari keadaan yang penuh dengan ke-ambigu-an ini.

2024, aku sempat menyebutnya sebagai tahun yang penuh dengan salah langkah dan keputusan tidak tepat karna terlalu banyak hal dan kesempatan yang terlewatkan. sehingga membuatku selalu gagal memutus lingkaran setan dan berputar tanpa henti di dalamnya.

tapi kemudian aku tersadar...

mungkin sudut pandangku yang salah, barangkali aku tak sengaja melepas kaca mata keimanan.

karna seharusnya, aku melihat semua kesempatan yang hilang sebagai cara Allah menyelamatkanku dari keadaan yang mungkin saja lebih buruk.

seharusnya, aku memahami bahwa hal-hal yang aku inginkan belum tercapai adalah sebab terkabulnya do'aku yang selalu meminta agar bagaimanapun takdir yang telah tertulis, yang penting Allah selalu membersamaiku dalam menghadapinya.

seharusnya, aku menyadari bahwa petunjuk yang ku kira tak pernah jelas bisa jadi adalah petunjuk yang sebenarnya agar aku tak tergesa-gesa dan menjadi lebih matang untuk menerima petunjuk selanjutnya.

dan seharusnya... seberat apapun masalah yang sedang dihadapi, akan langsung terasa ringan jika kita bisa melihatnya dengan kaca mata keimanan.


melihat dengan iman akan membuat semua rasa putus asa berubah menjadi ke-ridho-an atas takdir yang pasti adalah yang terbaik dari Allah.

melihat dengan iman akan mengubah semua rasa kecewa berubah menjadi prasangka baik kepada Allah yang maha mencintai seluruh makhluknya tanpa terkecuali.

melihat dengan iman akan mencabut segala kesusahan dan duri tajam yang menancap di dada karena yakin tidaklah Allah timpakan kesusahan melainkan adalah sarana penggugur dosa dan terdapat banyak hikmah serta pelajaran yang kemudian membuat kita menjadi manusia yang lebih kuat lagi.


hidup akan terus berulang antara tertawa-menangis-bahagia-sedih

tertawalah sekedarnya agar hati tak mati,

menangis secukupnya untuk kesedihan namun perbanyak untuk bertaubat,

nikmati bahagia yang datang sebab ia salah satu nikmat yang Allah beri

jangan terlalu berlarut atas sedih karna ia takkan bertahan lama


badai satu dekade...

aku mampu melewati hantamannya 10 tahun lalu,

insyaAllah, ia juga akan segera mereda dengan pertolongan Allah.


aku masih menunggu saat itu ya Rabb..

yang penting jangan tinggalin aku sendiri..

aku gak mungkin mampu, bahkan jika harus mengurus satu urusan kecilpun sendiri, apalagi meredakan badai ini.


sunset @ kapadokya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tak Terbaca~

Jawaban (penantian panjang)

Maha Cinta (Ya Rabb..)